Pagi telah menyayat tanpa lebih dulu bertanya
siapa gerangan yang membasuh muka di haribaan kata
Sementara butir-butir embun mulai tampak pada wajah yang merona
Dilembaran keberapa sisa-sisa kata yang kubaca
Dari kau dewa tetua segala kata
Persimpangan jalan adalah pelabuhan kata-kata
tiada awal tiada akhir
Tapi kau terus menari seindah nirwana
Tanpa prahara
kau melayang hingga ke angkasa
Atau terbenam sampai liang
Mencecap kata tak terduga
Dewa tetua kata
Rebahkanlah tubuh ini diharibaan kata-kata