Jumat, 08 April 2011

Dewa

Pagi telah menyayat tanpa lebih dulu bertanya

siapa gerangan yang membasuh muka di haribaan kata

Sementara butir-butir embun mulai tampak pada wajah yang merona

Dilembaran keberapa sisa-sisa kata yang kubaca

Dari kau dewa tetua segala kata


Persimpangan jalan adalah pelabuhan kata-kata

tiada awal tiada akhir

Tapi kau terus menari seindah nirwana

Tanpa prahara

kau melayang hingga ke angkasa

Atau terbenam sampai liang

Mencecap kata tak terduga

Dewa tetua kata

Rebahkanlah tubuh ini diharibaan kata-kata