Rabu, 25 Mei 2011

Perpisahan

Pagi buta sebelum fajar menyapa, telah kau titipkan pesan pada ku di ranjang kelabu
Tak usah menanti sebab waktu hanyalah angka katamu.
Angan telah siap membawamu pergi bersama kilau embun
Tak ada air mata, isyarat telah kuterima jauh berpuluh tahun lalu

Burung meramu kicau mengiringimu menapaki setengah pagi
Sisa ampas kopi melekat di dinding sepi
Dan dua helai rambutmu mungkin sengaja kau letakan sebagai lambang abadi

Aku ingin seperti Bisma yang melepas Dewi Amba
Sebab Cinta bukanlah penjara
tapi tanah lapang yang dihiasi bunga-bunga
Yang putiknya bersemi hingga nirwana

Selasa, 24 Mei 2011

Marah II

Aku bentangkan api dari dasar bumi
Tak kulihat sang bijak Rumi
Yang berdiri pada bukit abadi
Air mata hanya isyarat menggenang di pucuk daun hati

Minggu, 22 Mei 2011

Marah I

Aku telah ciptakan malam dari rimbun kata
Sebab sudah sewindu luka menganga
Luka dari para pencari tahta
Ah,tapi kenapa aku lupa sematkan darah sebagai tanda?

Jumat, 20 Mei 2011

BANKSY

Di tembok muram itu, sudah stencil keberapa?
Galerimu adalah penjuru berbagai kota
Kau sembunyi pada tubuh tikus yang berkata bijaksana
Atau juga pada televisi yang terlempar ke luar jendela

Konon kau adalah pria sang pengendara sepeda
Dengan ponco sweater kau tutup dikepala
Menjemput malam untuk berkelana
Tempat bersemayam tanda tanya

Bagaimana mungkin kau dikenal tanpa rupa
Mulutmu tak bersuara tapi namamu tertera
Dari rambu kota sampai jendela tua
Seolah kau penguasa jagat raya

Lalu dari liang manakah kau tiba
Secepat itukah kau singgah dengan menorehkan rupa
Separuh Hitam tanpa banyak coret warna
Begitu sederhana tapi penuh kuasa