Sabtu, 06 November 2010

Pemabuk

Entah sudah gelas keberapa diselesaikan

Kakinya serasa di gumpalan awan

Tubuhnya lebur berjatuhan bagai hujan

Meresap ke dalam tanah.

Tanah pilihan dari guguran kelopak bunga


Sekarang ia bukan lagi tubuh-tubuh pesanan segala norma

Sebab ia sudah lebih jauh mengembara

Melewati pohon-pohon pustaka

Melewati lautan kata-kata

Membawa rampasan senjata dari para cendikia


Gelas berkeliling tetap tertib

Kering sekali teguk, cepat sekali

Rasanya sudah lama ramai merajalela

Sepi tak kuasa, ia bunuh membabi buta

Dikubur lalu ditabur oleh mulutnya yang enggan diam

Ia sudah ciptakan irama sendiri

Irama abadi hingga gelas terakhir.

Tidak ada komentar: